Saep Preman Pensiun, cuma pemanis, gak ada hubungannya sama isi artikel |
NDAGEL.COM, Semarang - Belakangan ini ada satu fenomena menarik dalam dunia bisnis dan kerja.
Banyak sekali lulusan baru yang sangat susah mendapatkan pekerjaan, di satu sisi para pengusaha juga sangat susah mendapatkan karyawan.
Padahal faktanya, jumlah unit badan usaha baik UMKM maupun Perusahan Besar terus bertambah jumlahnya, dan fakta lainnya adalah jumlah angkatan kerja usia produktif juga meningkat sangat pesat.
Para pengangguran muda berpendapat bahwa saat ini susah sekali mencari kerja. Lowongan pekerjaan yang ada membutuhkan kualifikasi yang tinggi, juga praktik "orang dalam" yang sangat lazim di dunia kerja membuat mereka tidak mampu untuk berkompetisi.
Sedangkan, para bos perusahaan juga berpendapat bahwa sekarang susah banget dapat karyawan yang berkualitas dan tangguh, tentunya yang sesuai dengan budget perusahaan mereka.
Para bos perusahaan banyak mengeluhkan para tenaga kerja muda yang gak niat kerja, suka keluar masuk, dan banyak maunya. Membuat perusahaan mereka tidak stabil dan sulit berkembang.
Melihat fenomena ini, sebenarnya kita dapat melihat suatu ironi dan dilema dalam satu kasus.
Jadi, siapa yang salah ?
Secara objektif, setidaknya dalam perspektif redaksi. Kami menganggap keduanya punya peran dan porsi yang sama untuk disalahkan. (Cari aman).
UMKM dan perusahaan yang sedang berkembang sering kali terlalu banyak mengambil porsi kentungan dalam sisi kepegawaian.
Mencari karyawan loyal dan berspesifikasi tinggi dengan budget serendah-rendahnya dengan alasan perusahaan sedang ingin berkembang menjadi suatu alasan klise yang sedang tren saat ini.
Praktik seperti ini sering kali membuat para karyawan kelimpungan. Menciptakan budaya keluar masuk perusahaan dalam waktu singkat menjadi hal lumrah.
Tapi apakah perusahaan itu salah ?. Bisa jadi tidak, atau memang tidak sama sekali.
Belum ada kami dengar suatu perusahaan memaksa suatu orang asing di pinggir jalan untuk menjadi karyawan mereka.
Dengan kata lain, seburuk buruknya suatu perusahaan mengeksploitasi karyawannya, tentu saja sudah didasari suatu kesepakatan. Toh, para karyawan lah yang memilih untuk melamar pekerjaan di perusahaan itu.
Dan sudah dipastikan karyawan tersebut dengan sadar memilih bergabung dan paham terhadap berbagai risiko pekerjaannya.
Dear Gen Z !. Iya kamu !. Generasi kritis yang hidup di jaman digital. Generasi yang kenyang akan pendidikan. Generasi yang merdeka dalam hal apapun.
Jangan buang waktu, Jika kamu menemukan 1 dari 5 syarat di iklan lowongan pekerjaan ini. Mending kamu gak usah daftar deh. Percuma, kamu gak akan betah !!
Oiya, sebelumnya bukan bermaksud memprovokasi. Tapi ya jika dirasa sesuai, ya gak papa. Resiko ditanggung penumpang.
1. Dapat bekerja dibawah tekanan
Kalian para lulusan baru pasti bingung, kenapa banyak sekali iklan loker yang mencantumkan "dapat bekerja dibawah tekanan" sih.
Maksudnya itu apa ?
Jika kamu berpikir kamu akan jadi kuli panggul beras di kantor tentu saja salah.
Tekanan di dunia kerja bukan hanya tentang beban yang harus kamu angkat angkat.
Sebenarnya tidak ada patokan pasti tekanan yang dimaksud itu apa, setiap kantor punya tekanan yang berbeda beda.
Tapi umumnya, jika kamu menemukan syarat loker itu. Sudah pasti kantor menginginkan karyawan yang bisa dikejar target, multitasking, gak lambat, kuat diomelin, kuat dengan politik kantor, kuat dengan donasi ke para bos bos, kuat kerja over time dan kerja di hari weekend, dan kuat bayar psikiater selama jadi karyawan.
Buat kamu Gen Z, kerja dibawah tekanan sepertinya gak banget deh.
Tapi, jika gajinya jumbo, sikaattt aja !! (Selagi waras)
2. Memiliki Laptop dan Kendaraan Pribadi
Jika ada loker yang mensyaratkan harus memiliki laptop dan kendaraan pribadi, kami sarankan kamu skip aja !.
Percaya pada kami, perusahaan yang mensyaratkan harus memiliki perangkat kerja sendiri pasti gajinya sulit.
Ya iyalah, sebuah perusahaan yang baik adalah perusahaan yang peduli terhadap investasi dan inventaris mereka.
Percayalah, dengan adanya syarat itu, mereka tidak mencari seorang staff. Mereka hanya mencari rental laptop, motor, mobil, beserta operatornya dengan harga murah !!
Pikir berkali kali jika ingin melamar lowongan kerja disini, hitung ulang untung ruginya ya.
3. Niat Kerja
Cuma bos yang lagi ngambek baru ditinggal karyawannya yang pasang loker ada prasyarat "niat kerja".
Biasanya, syarat niat kerja itu muncul setelah posisi itu sudah ditinggal kabur karyawan berkali-kali.
Kami rasa (anda pasti setuju), yang namanya orang ngelamar kerja pasti sudah memiliki niat untuk bekerja, sudah nawaitu.
Urusan nantinya bakal betah dan bertahan lama, atau langsung kabur setelah 3 hari kerja itu bukan persoalan niat tidak niat. Tapi beres tidak beresnya perusahaan itu.
Jika suatu posisi di perusahaan ditinggal kabur 1 orang, mungkin bisa jadi ada yang tidak beres dengan 1 orang itu.
Tapi jika perusahaan itu ditinggal buanyak orang, bahkan berkali kali ditinggal kabur, karyawan keluar masuk dengan sangat cepat, artinya ada yang salah dengan perusahaan itu.
Jadi, yang harusnya niat kerja itu karyawan atau perusahaannya ?
4. Single atau Belum Menikah
Sering melihat loker dengan syarat single, lajang, atau belum menikah ?
Ini bocorannya.
Ketika kamu menemukan loker dengan syarat seperti ini, kemungkinannya adalah perusahaan sedang mencari karyawan muda yang mampu fokus dan mengikuti banyak sekali pelatihan dan pengembangan skill.
Atau, perusahaan ingin ada satu karyawan single di suatu tim yang bisa mengerjakan tugas dari rekan kerja yang sudah menikah.
Karena bukan rahasia umum jika karyawan yang sudah menikah itu lebih mudah mencari alasan untuk menolak pekerjaan tambahan atau kerja di hari libur dibandingkan karyawan yang belum menikah.
Karyawan yang belum menikah dinilai lebih banyak waktu luang, ketimbang cuma sekedar liburan gak jelas bareng teman-temannya, atau menghabiskan waktu dengan keluarganya, ya mending kerja ya kan ?, Ucap si bos yang sedang ditekan oleh atasannya.
Padahal perusahaan yang baik itu harusnya bisa mengatur keefektifan waktu para karyawannya.
Mengganggu waktu pribadi karyawan, mau mereka sudah menikah atau belum adalah perbuatan yang salah.
Lagi pula, sebenarnya karyawan yang sudah menikah justru lebih tahan tekanan dibanding yang single atau belum menikah.
Karena karyawan yang sudah menikah memiliki tanggung jawab atas istri dan anaknya. Sehingga mereka akan berpikir seribu kali untuk kabur resign ketika berada pada situasi yang sulit.
5. Meminta dokumen pribadi lengkap seperti KTP, KK, Pas Foto, dan surat surat lain
Kami sepakat untuk memberikan peringatan untuk anda para Gen Z untuk berhati hati kepada perusahaan yang meminta dokumen pribadi dan penting sebagai lampiran lamaran kerja.
Para HRD milenial sepakat, bahwa dokumen penting yang sifatnya privasi itu baru penting digunakan saat si calon karyawan telah menjadi karyawan.
Apalagi saat ini data pribadi sudah menjadi suatu hal yang harus sangat dilindungi terkait maraknya kejahatan dunia maya.
Kami berani jamin 1000%, bahwa HRD dalam proses screening kandidat pelamar hanya melihat CV anda saja.
Bagi anda yang tidak lolos screening, KTP KK, Scan Ijasah dan lain sebagainya itu hanya akan menumpuk sebagai sampah fisik dan digital yang kapan saja bisa bocor dan dimanfaatkan oleh orang jahat.
Lagipula, saat ini banyak lowongan pekerjaan palsu yang memang fokusnya untuk mengumpulkan data pribadi masyarakat yang nantinya dapat diolah menjadi suatu komoditas.
Jadi jangan heran, jika setelah mengirim lamaran kerja dengan lampiran data pribadi yang begitu lengkap itu, dikemudian hari anda banyak mendapatkan kiriman spam baik melalui email, pesan singkat, ataupun pos.
Gunakan insting anda, cermatlah memilih lowongan pekerjaan. :)